Selasa, 24 Maret 2015

komunikasi yang terdapat dalam film PK

REVIEW FILM PK
Genre : Drama, komedi
Tanggal rillis perdana : 19 desember 2014 ( india )
Studio :  UTV Motion Pictures
Durasi film : 2.23.18
Cast and Crew
Sutradara : Rajkumar Hirani
Produser : Rajkumar Hirani, Vidhu Vinod, Chupra, Siddarth, Roy Kapur
Penulis naskah : Abhijat Joshi
Pemain :
Aamir khan, Annushka Sharma, Sushant singh Rajput, Saurabh shukla, Sanjay dutt, Boman.
Synopsis :
PK adalah film drama komedi, tentang seorang alien yang datang dari luar angkasa untuk melakukan penelitian di bumi.  Celakanya, remote control yang dikalungkan di lehernya, yang harus digunakan untuk memanggil pesawat luar angkasa, bila tugas sudah selesai, dicuri “makhluk bumi”, yang disebut manusia.  Sesaat setelah tiba di sebuah dataran antah berantah, yang bisa jadi, di India sana, sang alien langsung mendapat musibah.
Tanpa alat itu, dia menjadi luntang-lantung, tak jelas juntrungannya, entah mau apa.  Tugas meneliti kacau balau, sementara kemungkinan kembali ke “rumah”-nya, nun jauh di sana, tertutup sudah.  Dia menjadi gelandangan, yang harus belajar bagaimana bergaul dangan manusia, penghuni bumi yang “aneh”, tentunya versi makhluk luar angkasa.
Jalannya terhuyung-huyung, perilakunya gamang, bahkan saat-saat pertama, dia tak bisa bicara dan tak berbaju.  Orang menamakannya “Pee-Kay”, kemudian disingkat PK, bahasa Hindi yang berarti limbung.  Singkatnya, PK menjadi “orang aneh” di kalangan manusia “normal” di bumi ini.
Bagi PK, percakapan bumi tak dimengerti.  Penutup badan, menjadi sesuatu yang menggelikan, dan yang paling mengherankan, cara berpikir manusia sungguh tak dapat diterima akal-sehatnya. Wajar, kalau PK berpikir demikian.  Bayangkan saja, ada orang yang tiba-tiba dewasa, tanpa melalui proses pertumbuhan dan pemahaman seperti yang dilalui manusia “normal” lainnya.
Semua usaha itu dilakukannya agar bertahan hidup. PK yang mempunyai kehebatan berkomunikasi dengan hanya berpegangan tangan, lambat laun menjadi manusia bumi seperti kita.  Tentunya dengan pemahaman “budaya” manusia yang terbatas.
Meski terkesan dipaksakan, ada anak-cerita yang membawa penonton hanyut dalam luapan emosi yang mengharukan.  PK masih film India.  Kisah percintaan antara Jaggu, si cantik jelita dari Delhi, beragama Hindu,  dengan Sarfaraz, pemuda tampan asal Pakistan, Muslim, akhirnya harus putus karena beda bangsa dan agama.  (Meski akhirnya nyambung kembali di akhir cerita)
Kisah cinta yang indah dengan setting kota Brussels yang romantis,  membuat kisah putus cinta semakin dramatis.  Jaggu patah hati dan pulang kampung.  Kemudian bertemu PK dan  menjadi kawan curhat.  Pertemanan yang malahan menjadi pintu masuk bagaimana pesan dari film ini ingin disampaikan kepada penonton.  Persahabatan yang menguak siapa sebenarnya PK dan konflik yang dialami saat berada di bumi yang “aneh” ini.   Dari sinilah kemudian spirit dari film ini mulai dapat diikuti dan enak ditonton.
Saat  mengeluh soal remote-nya yang hilang, PK mendapat banyak petuah.  Isinya mirip.  “Berbicaralah kepada Tuhan,    hanya Dia yang dapat menolong kamu”.  Dan berbicara dengan Tuhan, hanya bisa melalui “agama”.  Dan dalam agama,  “pemimpin umat” menjadi kunci yang sangat menentukan.
PK kena batunya, karena pemahaman-pemahaman yang kontradiktif  dari agama-(agama) membuat dia semakin bingung.  Bagi PK, ternyata semua itu tidak menyelesaikan masalah, mereka malah memperkeruh.  Hebatnya, PK menyajikan adegan-adegan lucu, orisinil dan tidak membodohi.  Dialognya cerdas, langsung menusuk kalbu.  Menuntut penonton berpikir keras.  Lucu tapi berkelas, perlu berpikir sebentar, sebelum bisa tertawa lepas.  Beberapa malah terkesan satire bagi praktek-praktek agama.  PK menjuluki mereka “call the wrong number”.  Menyindir para pemuka umat yang sering keluar dengan pernyataan-pernyataan yang tak masuk akal dan menjadi saluran yang keliru.  Wajar, PK baru mengenal agama-agama dalam waktu singkat dan seketika
Untung, film yang bernada cynical ini dikemas dengan selimut humor yang tinggi.  “The communication system of this planet for talking to God, has become totally useless”.   PK melihat usahanya menghubungi Tuhan, selalu gagal.  Dengan menggunakan istilah “sistem komunikasi” yang katanya semakin canggih, PK menyindir bahwa “Kehebatanmu tak ada apa-apanya”.  PK melihat dengan kacamata lain, karena justru “sistem” ini tidak jalan saat dibutuhkan.  Kalungnya tak juga diketemukan.
Film PK dilihat dari ilmu komunikasinya.
Pada film pk ini jika dilihat dari simtem komunikasinya mengalami komunikasi baik konsep satu arah, komunikasi konsep interaksi ataupun komuniksi transaksi, dan yang bersifat intrapribadi, antar pribadi, komunikasi massa atau pun komunikasi cyber (media). Dalam film ini juga terdapat fungsi komunikasi yang sangat menarik untuk dibahas, terutama tentang fungsi komunikasi spiritual yang berhungan dengan agama.
Misalnya pada menit ke 07.44 terjadi suau komunikasi konsep transaksi yang bersifat massa dimana, para pemain berkomunikasi untuk membeli tiket yang terjadi lebih dari 2 orang dan semua yang terlibat dalam komunikasi dan itu terjadi dalam beberapa menit.
Sampai pada menit ke 10 terjadi komunikasi timbal balik antarpribadi yang terjdi diantara 2 orang pemain yang menceritakan tentang dirinya masing-masing, dan terjadi saling timbal balikpula.
Dan pada menit ke 16 terjadi komunikasi konsep cyber yang dimana komunikasintimbal balik antara jaggu dengan tapaswi lewat media elektronik (laptop) dan terjadi interaksi timbal balik.
Dalam film ini sebenarnya, hampir mencakup semua komunikasi ada, dari pengertian komunikasidari tiga konsep, dan hubungan dengan komunikasi baik itum pribadi, massa ataupun cyber, fungsi komunikasinya, ataupun model komunikasi.
Seperti contoh komunikasi konsep satu arah, tanpa timbale balik, saat salah seorang pemain memberikan surat kepada jaggu, tanpa timbale balik jaggu melakukan apa yang diperintahkan dalam surat itu, itub artinya telah terjadi komunikasi yang dapat mempengaruhi satu pihak, tanpa terjadinya timbale balik.
Dalam film ini juga terdapat contoh komunikasi nonverbal dimana seseorang dapat menilai prilaku PK hanya dari penampilan luarnya saja, seperti gaya dia berpakaian, potongan rambut, dan aksesoris yang dipakainnya, tanpa terjadi percakapan didalamnya, tapi ada salah satu pihak yang mengertio dengan situasi itu.
Meskipun film ini banyak terdapat model komunikasinya, tetap tak lepas lepas dari hambatan komunikasi, sperti pada saat Pk belum mengerti bahasa boigu, hamper apa yang di komunikasikan oleh pk salah diartikan oleh orang banyak,, mulai dari salah mengertikan pakaian, bahasa, bahkan salah mengertikan tentang ketuhanan.
Jadi intinya pada film ini kita dapat mengambil banyak contoh komunikasi, baik dari model, fungsi dan pengertian itu sendiri, dan menambah pengetahuan kita tentang komunikasi.
Terimakasih .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar